Minggu, 02 November 2008

Gara-Gara Bola!


Pemain : Herjunot Ali, Winky Wiryawan, Aida Nurmala, Amink, Tarzan, Otto Satrya Djauhari, Laura Basuki, Stanley, Ayu Dewi, Indra Herlambang, Farishad Latjuba, Roy Tobing.
Sutradara/Penulis : Agasyah Karim, Khalid Kashogi
Produser : Nia Dinata
Produksi : Happy Ending Pictures, Ezy Production, Nation Pictures

Gara-Gara Bola bercerita tentang sepasang sahabat, Heru (Herjunot Ali) dan Ahmad (Winky Wiryawan) yang harus mendapatkan uang sebesar dua puluh juta dalam semalam untuk melunasi hutang Ahmad ke bandar judi karena ia kalah dalam perjudian di pertandingan semi final piala dunia. Selain itu GGB juga menceritakan kehidupan Heru yang harus berkompromi dengan sifat ayahnya, Pak Bambang (Tarzan) yang suka ‘jajan’ di luar dengan memelihara perempuan nakal, salah satunya Mieke Asmara (Aida Nurmala), penyanyi rap-dangdut yang diangkat menjadi manager Bakmi Yona, salah satu usaha milik Pak Bambang dimana Heru bekerja di sana sebagai kasir.

Menyenangkan. Satu kata yang tepat untuk menggambarkan film ini adalah menyenangkan. Terbahak. Tertawa. Terhibur. Intinya adalah satu : menyenangkan sekali untuk ditonton karena semua terlihat begitu ringan dan enak untuk diikuti. Cerita tentang Ahmad dan Heru yang harus berjuang mendapatkan dua puluh juta dalam sehari menarik untuk disimak, berjalan dengan wajar dan penuh spontanitas. Beberapa cerita pendukung yang terpapar dari para karakter pendukungnya mungkin akan menjadi sedikit membingungkan karena tidak terlalu dipaparkan dengan jelas, tapi kembali lagi film ini berhasil menuturkan ceritanya dengan ringan sehingga kesatuan ceritanya masih bisa disimak dengan baik.

Para pemain utamanya berakting maksimal. Herjunot Ali yang terakhir bermain bagus di Realita Cinta Dan Rock & Roll, kali ini kembali menunjukkan aktingnya yang maksimal, wajar dan terlihat natural. Winky Wiryawan juga begitu, sosok Ahmad yang (menurut saya) menyebalkan diperankan dengan pas dengan tampilan yang gak Winky banget karena penampilannya yang kucel dan berantakan. Aida Nurmala sebagai penyanyi rap-dangdut juga menunjukkan akting yang hidup, menyenangkan sekali melihat Aida dengan penampilan menor dan gaya dangdut banget -video klip yang ada di credit title sungguh amat menghibur dan Aida berhasil menghidupkan sang bintang, Mieke Asmara-. Otto Satrya Djauhari, Indra Herlambang, Farishad Latjuba, Amink juga bermain dengan baik. Yang tidak maksimal adalah pendatang baru Laura Basuki. Aktingnya masih kurang, terlihat kebanting dengan para pemain lainnya. Dan yang lebih menyebalkan lagi menurut saya tokoh Laura di sini tidak jauh berbeda dengan karakter Lila (Sandra Dewi) di film Quickie Express, cuma sebagai pemanis, tidak lebih.

Visualisasi film ini enak untuk dilihat. Beberapa selipan animasi semakin membuat tontonan ini menjadi tambah menyenangkan. Pengambilan gambar dan sinematografinya juga baik, meski set yang diambil cenderung disitu-situ saja dan tidak banyak mengambil tempat. Sisi komedi film ini berhasil menghibur, tapi ada beberapa yang gagal dan tidak ‘kena’, tapi hal itu tidak terlalu mempengaruhi keutuhan isi cerita karena film tetap bisa membuat kita tersenyum, merasa terhibur.

Sebagai sebuah tontonan, film ini menawarkan hiburan yang sangat menyenangkan, tersenyum dan tertawa tiada henti, bahkan hingga ke akhir bagian film -credit title- dimana kita disuguhi video klip dangdut rap dari Mieke Asmara yang sungguh bisa membuat kita puas tertawa.